Pendidikan merupakan upaya untuk
mencerdaskan anak bangsa. Berbagai upaya pemerintah untuk meningkatkan
mutu pendidikan telah dilaksanakan walau belum menunjukkan hasil yang
oftimal. Pendidikan tidak bsa lepas dari siswa atau peserta didik. Siswa
merupakan subjek didik yang harus diakui keberadaannya. Berbagai
karakter siswa dan potensi dalam dirinya tidak boleh diabaikan begitu
saja. Tugas utama guru mendidik dan mengembangkan berbagai potensi itu.
Jika ada pendidik ( guru ) yang sikap dan perilakunya menyimpang karena dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :
1. Adanya
malpraktik ( meminjam istilah Prof Mungin ), yaitu praktik yang salah,
miskonsep. Guru salah dalam menerapkan hukuman pada siswa. Apapun
alasannya tindakan kekerasan maupun pencabulan guru terhadap siswa
merupakan suatu pelanggaran.
2. Kurang
siapnya guru maupun siswa secara fisik, mental, maupun emosional.
Kesiapan fisik, mental, maupun emosional guru maupun siswa sangat
diperlukan. Jika kedua belah pihak siap secara fisik, mental dan
emosional, proses belajar mengajar akan lancar, interaksi siswa dan guru
pun akan terjalin harmonis layaknya orang tua dan aka
3. Kurangnya
penanaman budi pekerti di sekolah. Pelajaran budi pekerti sekarang ini
sudah tidak ada lagi. Kalaupun ada hanya sekedar pelengkap saja.
Mengambil istilah Plato dalam “ Tipologi Plato “, bahwa fungsi jiwa ada 3, yaitu fikiran, kemauan, dan perasaan.
Jika fikiran, kemauan, dan perasaan tidak sinkron akan menimbulkan
permasalahan. Perasaan tidak dapat mengendalikan hawa nafsu, akibatnya
kemauan tidak terkendali dan fikiran tidak dapat berfikir bijak. Agar
pendidikan di Indonesia berhasil paling tidak pendidik memahami
faktor-faktor tersebut, kemudian mampu mengantisipasinya dengan baik.
Sehingga kesalahan-kesalahan guru dalam sikap dan perilaku dapat
dihindari.
Bagaimanapun juga kualitas
pendidikan di Indonesia harus mampu bersaing di dunia internasional.
Sikap dan perilaku profesional seorang pendidik akan mampu membawa dunia
pendidikan lebih berkualitas. Insya Allah !
Share